Sabtu, 03 Oktober 2009

Ketahuilah.....



Kau katakan aku tak berubah, padahal dalam 2 tahun ini aku tertatih-tatih memperbaiki diri.

Kau katakan aku "kurang ajar", padahal ku hanya bermaksud menggores tawa di wajahmu.

Kau katakan aku mempermalukanmu, bukankah selama ini aku lebih banyak memperhatikanmu?

Kau katakan Kau kasihan padaku karena tak tahu bagaimana caranya berteman yang baik. Kau tahu? Aku lebih kasihan padamu, justru karena Kau tak pernah dihinggapi makna sahabat sejati.

Kau katakan aku busuk, siapakah yang lebih busuk?


Apakah Kau sudah melupakan jahitan di keningmu? Kala aku berusaha mengumpulkan keberanian di antara ketakutanku hanya untuk menggenggam tanganmu saat Kau terkulai tak berdaya, hanya untuk meyakinkanmu bahwa Kau tak apa-apa....

Apakah Kau sudah melupakan saat bulan telah tersipu malu di balik kelamnya malam dan Kau menghubungiku untuk mencarikan bahan kuliahmu bahkan sebelum fajar menyingsing Kau telah membuatku membelalakkan mata demi menyerahkan permintaanmu? Padahal saat itu demamku mungkin saja mencapai 40 derajat celcius. Dan aku hampir tak mampu berdiri lagi,tapi aku bahagia masih bisa membantumu.

Apakah Kau sudah melupakan saat.... ah.... kalau Kau memang mungkin memiliki segalanya sehingga tak mungkin membutuhkan pertolongan orang lain. Wajar bagimu berkata seperti itu padaku (mungkin).


Bagimu aku masih seperti yang dulu, yang tak bisa berdiri sendiri dan selalu membutuhkanmu untuk melewati hari-hariku, bahkan Kau menyebutku parasit, yang selalu menangis jika terjatuh, yang selalu mencari-cari alasan agar diperhatikan, yang selalu salah dalam berbuat, yang selalu menyakiti hati orang lain, dan ribuan pikiran negatif yang Kau tujukan padaku.


Kau saja yang tak tahu...

Kau saja yang tak melihat betapa aku berjuang agar semua sikap salahku menurutmu itu tak lagi membayangiku.

Kau saja yang tak tahu betapa kesepiannya aku kala aku harus belajar tanpamu.

Kau saja yang tak tahu setiap malam aku menangis karena harus menyadari bahwa aku harus dan telah kehilanganmu.

Kau saja yang tak tahu betapa perihnya hatiku setiap aku mengingat masa-masaku bersamamu

Kau saja yang tak tahu bahwa kini aku telah menembus semua itu.

Aku bisa tanpamu.
Bahkan tanpa siapapun yang selalu Kau sebut penopang dalam keseharianku.

Aku mampu.
Dan itu telah kubuktikan padamu. Hanya saja Kau tetap tak tahu (atau tak mau tahu?)

Aku hanya berharap, kita bisa saling mengerti.
Bahwa Kau membenciku, Aku mengerti.
Namun bahwa aku selalu mengasihimu, apakah Kau juga mengerti....???


Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO