Rabu, 26 Januari 2011

Semoga si CANCER Hari Ini Benar...



Setelah semalam berjuang hingga fajar menjelang, aku akhirnya terlelap tanpa ingat mengubah posisiku sebelumnya: duduk. Untunglah meja di depanku cukup tangguh menahan tekanan dari tubuhku, setidaknya hal ini sedikit membantu kualitas istirahatku.

Semalam aku benar-benar merasa so tired and speechless. Sisa 17 hari lagi terakhir seminar untuk yang ingin mengejar kereta toga di bulan Maret tahun ini. Dan itu rasanya begitu mustahil bagiku saat ini.

Aku baru menghasilkan 183 titik bor dari 350 titik yang seharusnya. Itu artinya masih ada 167 titik yang perlu kukejar dalam waktu dekat. Belum lagi dengan analisa laboratorium dan datanya, belum lagi mengurus segala tetek bengek lainnya.

Apa aku harus ketinggalan kereta lagi?
Sesal selalu datang belakangan. Ia sengaja bersembunyi untuk menguji ketangguhan mental sang pengambil keputusan. Dan kini aku menyesal.

Selalu saja aku berandai-andai. Andai saja sejak dulu aku serius mengerjakannya, andai saja sejak dulu bisa kukendalikan nafsu organisasiku, tentu saja kini telah ada dua huruf di belakang namaku.

Namun nyatanya aku terbawa arus. Tergerus langkah kaki masa karena bergitu tergila-gila menekuni profesiku yang lain.

Padahal di semester enam aku hampir menghabiskan seluruh keperluan SKS untuk menjadi sarjana. Hanya kutinggalkan satu mata kuliah terakhir di semester tujuh.

Itu artinya harusnya semua ini telah ku mulai di semester tujuh. Nyatanya dua bulan yang lalu aku baru serius menekuninya, di semester sembilan..

Fyuuuhh...inilah pelajaran yang dapat ku petik. Inilah akibat dari ketidakmampuanku mengendalikan prioritas hidup.

Semoga Ia memampukanku melewati ini semua.

Dan semoga ramalan zodiak yang tak sengaja ku baca pagi ini benar-benar jadi kenyataan.


Semoga





CANCER
You may not realize it, but at the start of your day, you're in the perfect position to build something big, especially with another person. Working on the foundation of a partnership or romantic relationship will suddenly become a lot easier as your communication skills take the wheel and steer you down a lighthearted, nurturing path. You're entering a very constructive phase right now -- your confidence is strong, and your desire is even stronger.


Begini kira-kira artinya:
Anda mungkin tidak menyadarinya, tetapi pada awal hari Anda, Anda berada di posisi yang sempurna untuk membangun sesuatu yang besar, terutama dengan orang lain. Bekerja atas dasar kemitraan atau hubungan romantis tiba-tiba akan menjadi jauh lebih mudah karena kemampuan komunikasi Anda untuk mengambil roda dan mengarahkan Anda ke jalan yang lebih mudah. Anda sedang memasuki fase yang sangat konstruktif sekarang - kepercayaan diri Anda yang kuat, dan keinginan Anda lebih kuat.



###
Tulisan ini juga ada disini

Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO

Jumat, 14 Januari 2011

Firasat...?



Aku pernah takut mati.
Oktober 2009, lebih setahun yang lalu. Saat aku terbaring kritis di rumah putih, ruang Mawar II.

Saat itu trombositku hanya 50 ribu, angka yang sangat rendah dari angka normalnya. Pandanganku mengabur, berbicarapun sudah sangat sulit rasanya. Satu-satunya yang membuatku nyaman adalah memejamkan mata.

Tiba-tiba kurasakan ada seseorang yang memanggilku untuk pergi mengikutinya. Orang itu menarikku dan mengatakan bahwa aku harus ikut ke tempatnya. Aku memberontak. Aku takut sekali. Sekuat tenaga kulepaskan tangannya, hingga akhirnya cengkeramannya terlepas dan aku berlari sekencang mungkin menjauh darinya.

Ternyata itu hanya mimpi. Kala itu, sekitar pukul 02.00 dini hari.

Kutoleh mamah yang tertidur pulas di kursi. Ingin rasanya menceritakan apa yang baru kualami, tapi tak tega rasanya membangunkan beliau yang terlihat kelelahan setelah merawatku hingga 7 hari ini.

Aku terdiam, merenungi mimpiku. Sayu kupandangi dinding kamar tempatku dirawat. Aneh. Rasa-rasanya dinding ini putih, tapi mengapa malam ini samar-samar aku melihat begitu banyak wajah terpampang di sana? Tak satupun kukenali, namun mereka seolah-olah memandangiku dengan tatapan yang sulit kumaknai.

Aku mulai berpikir bahwa ini adalah tanda-tanda akhir dariNya untukku. Aku mulai menangis, terisak namun tak bersuara karena takut ketahuan mamah.

Kucoba memejamkan mata sekali lagi. Namun pikiranku kembali berkecamuk, menyuarakan ketakutan-ketakutan yang tak bertepi.

Aku takut melepas semua yang kumiliki. Aku takut kehilangan orang-orang yang kusayangi. Aku takut di sana nanti tanpa didampingi seorangpun yang kukenali sebelumnya. Aku takut menghadapi ini sendirian. Aku takut sekali.


Hingga akhirnya aku mencoba membuat penawaran dengan Tuhan. Kukatakan jangan mengambilku sebelum aku menginjakkan kaki di tanah Papua. Hal ini tiba-tiba saja terbersit dalam pikiranku, karena hanya pulau itu yang belum kudatangi dari 5 pulau besar di Indonesia.

Egois memang. Namun setelah mengajukan permohonan ini aku baru bisa tertidur lagi. Pasrah.

Esoknya kondisiku membaik, dan 3 hari kemudian aku dinyatakan dokter cukup pulih dan boleh dirawat di rumah.

***

Nopember 2009 ada acara yang membawaku ke Jogjakarta. Kusempatkan mengunjungi Candi Borobudur. Konon katanya apabila kita menjulurkan tangan untuk meraih Stupa di sana dan berhasil menyentuhnya, umur kita masih panjang dan cita-cita yang kita inginkan akan tercapai.

Kucoba saja, yah setengah percaya setengah tidak.

Ternyata aku tak bisa meraihnya, tidak seperti teman-temanku yang lain. Meskipun tak percaya sepenuhnya akan mitos ini, namun hasilnya membuatku kembali tercenung. Benarkah tak lama lagi?

***

Mei 2010 Tuhan mengantarkanku ke tanah Papua melalui sebuah kegiatan. Sukacita luarbiasa ketika pertama kali kujejakkan kaki ini di tanah Denias. Namun tentu saja aku tak melupakan deal-dealan yang kusepakati secara sepihak dengan Tuhan saat aku terbaring di rumah putih.

Aku mulai ketakutan lagi. Kapan..? Kapan waktunya aku harus membayarnya, Tuhan? Tanyaku khawatir dalam hati...

***

31 Desember 2010. Aku berkumpul dengan teman-teman Mapala Graminea di lapangan bola untuk melewati malam pergantian tahun.

Setelah hampir satu jam merasakan tahun 2011, kulirik jam sudah pukul 00.55 WITA, sama dengan pukul 23.55 WIB di tahun 2010 di tanah kelahiranku.

Sengaja aku menjauh sedikit dari teman-teman untuk mencari tempat yang agak sepi. Kebiasaan mengawali tahun baru dengan berdoa bersama membuatku mengambil handphone untuk menghubungi sanak family yang ada di kampung halaman. Tahun ini hanya aku yang tak bisa pulang karena harus mengejar menyelesaikan penelitian S1 ku di tanah orang. Tapi tak menjadi soal karena kami telah berjanji untuk berdoa bersama, meskipun aku hanya mendengarkan dari telepon.

Suara tawa dan canda mereka di telepon sempat membuatku menyesal tak menyempatkan diri untuk pulang sebentar. Namun itu tak berlangsung lama, karena kami semua telah siap untuk berdoa bersama.

Kujepit handphone di telinga kiri, sementara kedua tanganku kusatukan di depan dada. Baru saja untaian doa dimulai, tiba-tiba saja handphoneku melorot dan jatuh terempas ke tanah dengan kerasnya. Mati pula handphoneku.

Dengan terburu-buru kunyalakan dan kucoba menghubungi mereka lagi. Sh*t!! Tidak bisa dihubungi. Kucoba dan kucoba lagi. Tetap tidak bisa.

Kucari nomor lain yang mereka miliki.

"Halo.. Ini lagi berdoa, May.” Ternyata mamah yang angkat teleponku.

Saat aku ingin berkata-kata lagi tiba-tiba tut...tut...tut... Telepon terputus.

Aku bengong.

Aku kaget.

Aku shock.

Kenapa begini?

Bukannya kami telah berjanji berdoa bersama.

Kenapa jadi begini?


Bola-bola kristal tak bisa kubendung lagi.

Kurasakan lututku menjadi lemah, tak mampu berdiri lagi. Aku duduk di tanah, lalu memejamkan mata dan mulai berdoa. Kutanyakan pada Tuhan apa maksud semua ini. Aku benar-benar merasa sendiri. Aku merasa ditinggalkan, atau mungkin tak sengaja tertinggal?

Tak berapa lama setelah selesai berdoa, kudapati sms dari kakakku yang minta ditelepon lagi.

Dia bilang, tadi mungkin karena gangguan sinyal. Tapi mereka sudah mendoakanku, jadi aku tak perlu khawatir.

Susah payah kuatur nafas agar tak ketahuan sedang menangis. Kukatakan tak apa-apa, aku
baik-baik saja.

Padahal aku bohong.

Aku bohong..

***

Hingga saat aku menuliskan kisah ini, aku masih menangis. Entah kenapa rasanya hal ini begitu mengganggu pikiranku.

***

Kalau memang sesuatu yang kurasakan tadi malam adalah sebuah pertanda, maka inilah masa terakhirku untuk melangkahkan raga...

Jalani saja.

***

Bernyanyilah denganku hari ini, karena mungkin saja esok Ia akan memanggilku kembali padaNya.

***








###
Tulisan ini juga ada disini dan disini
Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO

A.E.I.O.U.


Pagi ini aneh...
Si bening ga brenti2 ke luar tanpa sebab.
Si hati juga ga karuan.
Marah, kesal, kecewa, benci dan semuanya yg menggelayut di dada
Tumpah ruah berebut menampakkan wajahnya.

Andai aku bisa seperti yg lainnya
Berkata marah kala marah
Berkata kesal kala kesal
Berkata kecewa kala kecewa
Berkata benci kala benar2 benci

Yg ada malah mengendap luruh
Mendendangkan tangisnya sendiri
Menyulam senyum dengan benang pilu
Seolah2 tegar meski rapuh

Hanya dengan aksara ku bisa berbicara
Menyampaikan rasa yang tak terbaca

Eja lah...




###
Tulisan ini juga ada disini

Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO

Kesalahan yang Indah



Sekian lama
Hawa pelangi itu
Ku kubur dalam peti kemas
Ku lemparkan ke laut lepas
Kubiarkan digerogoti
Dan melapuk menjadi jasad renik


Kini kau bangunkan lagi
Hanya dengan sepasang mata sayu
Dan sentuhan tak bertuan
Tanpa kesadaran penuh
Melambungkan hatiku yang terdalam


Ini bukan kesalahan kita
Kejujuran cukup terungkap atas rasa
Meski melampaui kisah artistik
Raksasa penguasa dunia


Kalau mereka tetap menyalahkan
Maka salahkan nanti saja
Saat perpisahan menjelang


Bukan sekarang,
Bukan saat ini,

Karena aku ingin bercinta dulu


Tunda saja,


Ya..

Celahati, 13122010


###
Tulisan ini juga ada disini

Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO

Memabukkan Hati yang Mabuk

Kusembunyikan wajah dalam dalam
Coba mengatur nafas sengal
Memburu tegas, tanpa putus
Oh...
Tolong buatkan aku topeng
Rupaku ranum bergincu norak

Poriku membundar, melebar
Tatkala yang menjadi pemisah
Bukanlah rentang depa

Melainkan mili
Kainmu, kainku

Andai kisah lampau kan terulang

Menguji mata menempa hati
 
Aku pasrah
Karena memang ini inginku

Ambillah...

Celahati, 13122010
###
Tulisan ini ada disini dan disini

Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO

Down

Bukan angkuh apalagi sombong
Hanya merana karena diri
Yang tak lagi seperti dulu

Ketika dirimu berbicara, sedikit yang mau mendengarkan.
Ketika dirimu mengemukakan pendapat, mereka bilang kamu terlalu banyak omong.
Ketika dirimu bergerak, mereka meremehkanmu bahkan mencibirmu.
Ketika dirimu berusaha membohongi diri sendiri, bahwa semua tak apa-apa, kamu senang tapi lambat laun kamu diam-diam membunuh dirimu sendiri.

Dan ketika kamu telah 'terbunuh'
Kekecewaan itu memuncak hingga mengikat kuat mulutmu, kakimu, tanganmu, otakmu, juga hatimu.

Dan ketika akhirya kamu terdiam
Tak memiliki gairah untuk berbicara, berpendapat dan bergerak

Dan ketika akhirnya kamu bungkam
Menanti giliran orang-orang yang selama ini tak mau mendengarkan
Mengharapkan pemikiran dari orang-orang yang mencibir

Kamu disalahkan

Kamu,

Sungguh kasihan menjadi 'kamu'
Hanya menjadi tumbal atas arogansi mereka

Yang ingin eksis namun tak mau berkata-kata
Yang ingin dipandang namun tak mau memandang
Yang selalu mengkritik namun tak mau dikritik

Bolehkah aku ikut menangis bersamamu?
Karena aku ingin ikut merasakan penderitaanmu
Terkungkung dalam lingkaran setan tanggung jawab
Karena aku tahu bahwa kamu jauh lebih pantas dari mereka yang ingin dipantaskan.

Dan kini aku ingin tertawa
Hingga putus arteri nadi jiwa
Hahaha...

Sungguh kasihan menjadi kamu
Tapi lebih kasihan mereka yang tak berkembang karena hanya menantimu

Kasihan


###
Tulisan ini ada disini dan disini

Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO

None...



Beginilah adanya,

bila kabel hati dan jiwa

tak searas dengan laku

tumpukan kritik mengalir beriak

sampai di ujung lalu telentang

sembunyi dalam piyama...

mendengkur,

mendendangkan egosentrisnya sendiri.



###
Tulisan ini juga ada disini dan disini


Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO