Jam udah nunjukkin jam 6 sore. Udah jam pulang nih, pikirku. Setelah ini mau ke lapangan basket nonton teman2 Himatan cowoknya tanding di final Decan Cup 2010.
Eee... baru aja beberapa meter dari tempat parkir tiba2 aja motorku gluduk…gluduk… Lho? Ini motor atau kuda sih? Wah ada yg kaga beres nih, pikirku. Kupinggirkan motorku, oalaaah… Rupanya si lateks yang melekat di buncu motorku ini bocor. Asem! Ini untuk yg ketiga kalinya ban motorku bocor di bulan ini, sama2 ban belakang pula.
Dg wajah tak bersalah, kunyalakan motor setiaku ini. Brum…brum… dg susah payah si Kharisma X bergerak, lengkap dg genjot2nya seolah tak rela kunaiki.
Untunglah ada bengkel yang masih buka di pinggir jalan raya. Kuparkirkan motorku dan tanpa ba bi bu alias tanpa cas cis cus alias hanya dengan bahasa kalbu, di bapak tambal ban seolah mengerti jeritan hatiku. Ia pun bergegas mengoperasi ban motorku.
“Robek, mbak. Ga bisa ditambal lagi, harus ganti ucus.” Akhirnya si bapak bersuara juga. Untunglah kalau ga pasti kusangka beliau ini robot dari planet Mars.
Apes! Mana udah tgl segini lagi, dompetku cuma dihuni selembar limapuluhan, dua lempar duapuluhan dan beberapa lembar ribuan aja.
“Ganti aja, Pak,” ucapku lemas. Bah! 3x bocor, 3x pula ganti ucus, dan hebatnya itu terjadi dalam kurun satu bulan ini.
“Yg baru habis mbak, yg ada ucus bekas aja,” kata si bapak. Argghh… Sedikit lega tapi khawatir juga. Lega karena artinya harganya lebih murah, tp khawatir juga takut kenapa2 krn kualitasnya second. Akhirnya si bapak memulai pekerjaannya setelah mendapat persetujuanku.
Tak berapa lama berselang, datang seorang pemuda yg tergopoh2 membawa Kuda Jepangnya, tanpa dinaiki. Pastilah ia juga mengalami nasib sepertiku, pikirku dalam hati.
Pemuda itu juga diam seribu bahasa, sama seperti aku waktu pertama datang tadi. Ah apa memang begini adabnya bila menghadap tukang tambal ban? Tak perlu berkata2 sudah langsung dimengerti. Atau jangan2 si bapak ini ahli nujum? Atau jangan2 si bapak ini ahli telepati? Ah… peduli amat, yg penting motorku cepat selesai.
Tak dinyana, tiba2 terdengar bunyi blumm…krotak…krotak…ciiiiittt…..
Aku melengos karena kaget, maklum tomboy2 gini aku juga mudah bgt dikagetin. Hehe..
Rupanya ada pick up yg melaju dg kecepatan tinggi dan tiba2 ban belakangnya copot. Alhasil mobil langsung oleng ke kiri dan ke kanan bak penari Jaipong. Untunglah sang sopir cukup terampil memainkan setirnya, sehingga ga sampai terjadi kecelakaan.
Bah, dapat tontonan mendebarkan membuatku semakin gelisah. Kutoleh ke arah motorku, si bapak sedang mengencangkan mur2 motorku. Sedikit lagi selesai, batinku senang. Tak lama kemudian aku berdiri, bersiap mengeluarkan dompet namun tiba2 saja raut wajah si bapak berubah.
“Waduh maaf, mbak. Kayaknya ucus bekas yg saya pasang tadi juga bocor. Terpaksa ditambal lagi.”
Oh, wahai Dewa Matahari, Mahatma Gandhi, Galileo Galilei, Mathias Muchus, Christian Sugiono, Endang Soekamti, Nunung, Aziz Gagap, Sule, Parto, SBY, Klose, Podolski, Scweinsteigher, atau siapa saja yg mau meneduhkan hati gersangku saat ini. Tolong beri aku air, beri aku cahaya, tolong beri aku apa saja yg bisa kalian beri, agar aku bisa melupakan kekesalanku saat ini.
Si pemuda hanya senyum2 memandangku. Huh, belum tahu dia kalau aku juga bisa makan orang. Kujadiin makan malamku nanti baru tahu rasa!
Kualihkan perhatianku dg membuka facebook.com, barangkali aku bisa ketemu status2 yg menarik untuk dikomentari, ujarku menyenangkan diri. Tiba2 ada sms masuk, dari Chandra. Isinya: “Score sementara 4:4, tanding di pending. Besok sore lanjut kwarter 3 & 4”
Hah…gagal deh nonton basket sore ini. Aku jadi semakin tak bersemangat. Aku pengen makan oraaaaaaannggggg! Argh Argh Argh!
“Mbak, motornya udah beres.” Si bapak membuyarkan lamunanku.
Bergegas ku bayar ongkos reparasi si karet hitam. Lima belas ribu. Lumayanlah murahnya pikirku. Aku segera melaju menembus senja. Sesampainya di kost aku segera membersihkan diri, kemudian berbaring di atas ranjang rongsokanku. Kuulangi lagi tiap2 kejadian yg kualami tadi. Hahaha…aku tertawa sendiri bila mengingat semuanya.

Kuambil hp, ku sms mamah & kk2ku. Tak puas, lalu ku telepon mereka satu persatu. Kemudian kami saling mengumbar kemesraan dg obrolan2 renyah yang merenyahkan hatiku juga.
Hmm… Hari yang aneh pikirku, tapi menarik untuk kuceritakan di sini. Barangkali ada yg mengalami kejadian yg sama. Bolehlah kita berbagi rasa, agar tak banyak ‘korban’ yg kita makan karena kekesalan kita itu. Hihihi… ^^
###
Tulisan ini juga ada
disini dan
disini
Free Template Blogger
collection template
Hot Deals
BERITA_wongANteng
SEO