Minggu, 05 September 2010

emm.....skripsi itu.....susah...???


Namaku Maya, mahasiswa semester sembilan yang kuliah di jurusan yang sebenarnya tak kukehendaki. Mereka bilang aku memiliki daya imajinasi yang kuat dan cukup puitis. Mungkin ada benarnya juga karena aku dinaungi bintang Cancer, yang katanya kumpulan orang-orang yang punya empati luar biasa, setia, penyayang dan cukup melankolis. Yah... sekali-sekali tak apalah memuji diri sendiri, kan bisa dijadikan sebagai motivasi dalam menjalani hidup 

Aku bingung memulai darimana, karena begitu banyak pikiran yang menggelayut dalam benakku. Ada banyak hal yang ingin kutulis, namun aku sedikit kesulitan untuk mengungkapkannya dalam bentuk tulisan. Tapi kali ini akan ku coba.. Hmm....kali ini aku akan mencoba bercerita tentang suka dukaku selama duduk di semester akhir perkuliahan.

Dulu, waktu pertama kalinya aku masuk kuliah, mama mengantarku hingga depan kampus. Cukup risih sebenarnya, karena aku seolah-olah masih seperti anak kecil atau anak mami yang ga bisa menghadapi tantangan hidupku sendiri. Namun di sisi lain aku merasa sangat terharu karena di usia mama yang semakin lanjut, Ia masih begitu perhatian denganku, terbukti dengan guratan kekhawatiran di wajahnya ketika lambat laun punggungku menghilang dari pandangannya saat berjalan masuk ke kampus.

Waktu itu dengan semangat menggebu-gebu aku mengikuti perkuliahan di kampus. Aku selalu berusaha mengerjakan tugas-tugas dari dosen dengan sebaik mungkin, aku selalu menjadi yang pertama mengacungkan jari tangan ketika ada pertanyaan saat perkuliahan, aku juga selalu menjadi yang paling aktif dan kritis saat diskusi kelompok. Meski latar belakang pendidikanku eksak dan jurusan yang kini kuambil juga eksak, namun kuakui aku lebih tertarik dengan bidang komunikasi atau seni atau bidang hukum malah. Namun aku menyadari, nasi telah menjadi bubur, aku tetap berusaha menjadi yang terbaik di bidang ini.

Namun itu dulu, masa-masa lugu saat transisi dari remaja ke pemuda, dari pelajar ke mahasiswa. Kini, setelah aku menikmati asam garam menjadi mahasiswa, setelah aku mengenal beragam organisasi intern/ekstern kampus, aku menjadi tergila-gila menjalani profesiku sebagai ‘aktivis’. Aku berubah menjadi semakin pasif dalam perkuliahan. Ke kampus pun aku hanya bila ada ‘perlu’ saja. Perlu bila ada keadaan yang membuatku mau tidak mau ke kampus, misalnya ada ujian dan praktikum.

Anehnya nilai-nilaiku tak pernah di bawah rata-rata, bahkan sangat tinggi untuk golongan orang yang jarang ikut perkuliahan. Setiap teman-temanku bertanya aku hanya berkata bahwa aku menjawab soal-soal itu dengan alam bawah sadarku. Hahaha....mungkin aneh terdengar, tapi itulah kenyataannya. Yang pasti aku tak sudi membawa catatan (ngerpe) saat ujian hanya untuk memperoleh nilai tinggi, karena menurutku itu sama saja dengan membodohi diri sendiri.

Oiya, gara-gara berorganisasi aku sudah keliling Indonesia lho, yah maksudku setidaknya aku sudah pernah menginjakkan kaki di lima pulau besar di Indonesia. Diawali dengan keberangkatanku selama satu minggu ke Pulau Dewata, Bali, di bulan April 2008. Kemudian di bulan November di tahun yang sama aku menikmati kota Surabaya selama satu minggu pula. Tak sampai sebulan kemudian aku menikmati 4 kota sekaligus selama hampir dua minggu, yaitu Jakarta, Palembang, Lampung dan Bogor. Di Januari 2009 aku kembali bertualang, kali ini ke Pulau Sulawesi, yaitu Makassar dan Palu. Oktober dan November 2009 kota Malang dan Jogjakarta menjadi persinggahanku berikutnya. Pada Maret 2010 Palangkaraya menjadi kota ke-11 yang ku kunjungi. Pengalaman yang paling luar biasa kualami ketika Tuhan menuntun langkahku sampai ke kota Denias atau Jayapura, Papua, pada Mei 2010. Pertengahan Juni dan Juli 2010 aku kembali ke Palangkaraya, Balikpapan, Samarinda dan Malang. Aktifitas ini membuatku menjadi mahluk langka alias sulit ditemui di kampusku sendiri. Bahkan teman-temanku sering mengolokku dengan sebutan ‘Pemilik Kampus’ karena datang dan pergi sesukaku saja.

Akhirnya setelah berjuang menahan hawa nafsuku dalam berorganisasi, aku sampai di semester delapan, semester dimana semua teman-temanku mengambil program seminar dan skripsi. Selain tak ingin kalah dengan mereka, juga karena nilaiku sudah mencukupi, akupun ikut memprogram. Beruntung sekali aku mendapatkan dosen pembimbing yang pengertian denganku. Seorang BAPAK dosen yang terus keukeuh menggenjotku meraih pengetahuan dan seorang IBU dosen yang juga mantan aktivis, sehingga tak akan membelalakkan mata karena bingung melihat sepak terjangku di kampus selama ini.

Beberapa bulan telah kulalui di semester delapan, namun tak sedikitpun tanganku menorehkan kalimat-kalimat penyusun skripsi. Aku masih tergila-gila berorganisasi, atau aku memang gila? Entahlah.... Tiap kali mama menanyakannya padaku, hatiku terenyuh. Aku tahu kelulusanku merupakan hal yang paling ditunggu-tunggu mama, karena dengan itu bebannya akan berkurang. Dasar memang akunya yang bandel, masih saja tak kugubris judul skripsi yang sudah semakin usang di buku catatanku. Terkadang ada niatku mengerjakannya, aku bahkan sudah mempersiapkan kerangkanya dengan matang di otakku, tapi tiba-tiba saja semuanya menjadi kabur dan buntu ketika aku mulai menyalakan komputerku. Dan akhirnya halaman Microsoft Words kubiarkan tetap suci tak bernoda ketika kuputuskan untuk menundanya lagi, dan lagi...

Semester sembilan pun datang, masih dengan polosnya halaman (rencana) skripsiku. Aku menundukkan kepala ketika mama melayangkan protes lembutnya padaku. Sempat kucoba menyanggahnya dengan mengatakan bahwa aku baru kuliah 4 tahun dan lulus cepat itu bukan jaminan kesuksesan di masa depan. Namun akhirnya aku tak berani menatap matanya ketika kulihat mama mulai berkaca-kaca memandangiku, meskipun aku yakin pada akhirnya Ia tetap akan mengelus rambutku dan menyemangatiku, lagi. Aku benar-benar merasa bersalah dan merasa sudah sangat mengecewakan dan menghianati kepercayaan mama. Aku hanya bisa menangis...

Di kampus pun aku pernah malu karena celetukan salah satu staf fakultas seperti ini: “lho, kok kamu belum lulus-lulus? Kamu angkatan 2006 kan?” Aku hanya bisa tersenyum waktu itu, aslinya aku malu sekali, secara kan waktu itu lagi ada banyak orang di ruangan. Aku juga jadi sebal karena cuma aku yang dibilang begitu, padahal di sebelahku ada teman satu angkatan yang belum lulus juga. Eh temanku malah nasehatin aku di kampus jangan terkenal-terkenal amat, jadi semua orang termasuk staf fakultas ikutan kenal. Haha,, terkenal dari Hongkong, wong aku aja jarang ngampus.

Sejak itu kuputuskan untuk serius mengerjakan skripsiku. Aku bertekad mengejar ketertinggalanku dan membuat mama bangga berdiri di sebelahku pada saat wisuda nanti. Aku mulai aktif berkonsultasi dengan dosen pembimbing serta mencari bahan di perpustakaan dan internet. Hari-hariku disibukkan dengan merangkum pustaka yang sesuai dengan yang kubutuhkan. Ada satu yang kuherankan, mengapa inspirasi itu selalu datang pada malam hari? Akhirnya aku menjadi seperti kalong yang beristirahat pada siang hari dan aktif di malam hari.

Dua tiga minggu aku sempat menjadi hiperaktif, namun itu tak bertahan lama. Lama kelamaan aku semakin putus asa ketika di sampul proposal yang kuajukan kepada dosen selalu saja ada tulisan: “Sdri. Maya, perbaiki sesuai koreksi saya”. Apa yang salah? Apa yang salah? Rasa-rasanya aku sudah mengerahkan semua kemampuanku untuk menyusun proposal ini. Rasa-rasanya tak ada yang kurang dari kalimat yang telah kuracik dengan sepenuh hati ini..

Aku menjadi semakin malas memperbaikinya. Biasanya dalam satu hari sudah kuperbaiki dan kukembalikan ke dosen, namun akhir-akhir ini aku malah mendiamkannya hampir 4-5 hari. Arrgghh...!!! Apa-apaan sih aku ini?! Katanya mau lulus Maret ini, katanya ga mau ngecewain mama lagi, katanya udah bosan kuliah, lalu ini apa? Masa cuma gara-gara itu aja trus aku menyerah? Arrgghh....!!! Sering kumaki diriku sendiri, karena aku pun sebenarnya kecewa pada diriku.

7 bulan lagi wisuda gelombang pertama di tahun 2011 akan diadakan. Aku merenungi diriku sejenak. Andai saja semester delapan kemarin aku serius mengerjakannya, aku sekarang pasti sudah jadi sarjana. Apakah kini aku mampu menggapainya? Apakah aku berhasil mengalahkan kemalasanku? Fyuhhh.....aku menghela nafas sejenak, tak kudapati jawaban pasti dari tanyaku ini. Aku hanya semakin gelisah karena takut akan mengecewakan mama lagi.....
Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO

0 comments: