Aku adalah salah satu mahasiswa yang sering lupa kalau statusku masih mahasiswa. Mungkin karena tak lagi setiap hari aku berkunjung ke 'Kampus Hijau’ ini. Mungkin juga karena aku yang sudah mulai hilang ingatan tentang aktifitas kemahasiswaanku. Atau mungkin juga sudah waktunya aku pensiun dari status itu dan mulai pasrah menyandang gelar ‘pengacara’ (Pengangguran Ga Ada Acara).
Namun di usia mahasiswaku yang semakin senja ini, kucoba mengumpulkan serpihan kenangan tentang seorang yang sebenarnya tak kukenal dengan baik, namun cukup menarik perhatianku karena kelebihan-kelebihan yang dimilikinya.
Inisialnya “BaA”.
Seorang yang semula kupikir terlalu pendiam, atau lebih tepatnya kuper? Maklum saja setiap harinya ia datang ke kampus hanya untuk kuliah, setelah itu tiba-tiba saja menghilang seperti ditelan bumi. Jarang sekali terlihat bersama-sama dengan teman-temannya satu angkatan, apalagi berkumpul dengan kami, kakak-kakak tingkatnya. Benar-benar misterius.
Namun pemikiran ini hanya mampu bertahan dalam waktu singkat. Hingga akhirnya sedikit demi sedikit ia kukenal lewat media ‘abu-abu’ alias dunia maya. Sepak terjangnya di dunia itu sempat membuatku terperangah. Banyak site yang diramu dengan kedua tangannya, sebut saja Teplok’s Blog, Himatan’s Blog, BEM Faperta Unlam’s Blog, dan masih banyak lagi site-site yang berisi tulisan-tulisannya yang luar biasa, yang tak dapat dengan fasih kutulis di sini.
Pernah suatu ketika, aku sedang asyik surfer di dunia maya. Tiba-tiba saja kulihat YMku berkedip-kedip pertanda ada pesan masuk. Kubuka layer YM, muncul nama Rexaf Archelos (Ingat-ingat lupa ini atau yang mana ya namanya).
Chat itupun kemudian dimulai dengan kata “tolong saya kak Maya..”. Hahaha...rupanya ia sedang menikmati liburan panjang di kampung halamannya, namun karena sesuatu dan lain hal masih belum bisa kembali ke Banjarbaru. Padahal beberapa hari kemudian adalah batas akhir pembayaran SPP untuk registrasi semester berikutnya.
Ia merupakan salah satu penerima beasiswa di jurusan kami, sehingga untuk pembayaran SPP hanya perlu menyerahkan selembar kertas bukti dari pihak sponsor kepada pihak universitas. Tepat seperti yang kuduga diawal pembicaraan, ia pun mendaulatku sebagai ‘Kurir Kertas Keramat’ itu.
Ah... Kalau boleh jujur, sebenarnya aku sangat ingin menolak permintaannya. Maklumlah, sebelumnya aku juga merupakan sesama penerima beasiswa itu, tapi karena ‘kebandelanku’ yang larut dalam dunia organisasi, akhirnya nilaiku di semester itu turun drastis. Padahal syarat untuk terus mendapatkan beasiswa itu, ya nilainya harus tetap tinggi dan stabil...
Sial! Kenapa tidak bilang tidak?
Namun akhirnya kuputuskan untuk membantunya. Tak tega rasanya membaca permohonan-permohonannya yang menyayat kalbu (hahaha).
Ia kemudian mengirimiku fotonya sebagai lampiran registrasi untuk dipasang di KTM yang baru. Lucunya, foto yang dikirimi itu bukan foto close-up seperti kebanyakan foto identitas resmi, melainkan foto seorang lelaki yang sedang duduk di sofa dengan gaya menyamping, lengkap dengan senyum khasnya. Ckckck...
Besoknya aku ke Banjarmasin untuk menunaikan amanat si Rexaf Archelos. Sedikit gontai kudatangi loket registrasi. Kusempatkan memandangi foto di tanganku, ohemji... bagaimana mungkin ini bisa dijadikan foto KTM? Si petugas mengernyitkan kening saat kuserahkan foto itu. Aku terdiam. Tak lama kemudian foto itu kembali ke tanganku. Tentu saja, mana mungkin menggunakan foto itu untuk kartu identitas mahasiswa.
Aku tak kehilangan akal. Kudatangi seorang teman yang kebetulan juga ada di sana saat itu. Selanjutnya kuceritakan padanya secara singkat apa yang sedang kualami. Dalam hitungan menit aku kembali ke loket registrasi sambil menyerahkan Kertas Keramat serta Foto Keramat itu. Aku menahan nafas sejenak.....dan......lolos!!! Foto p*lsu itu lolos. Hahaha...akhirnya aku bisa bernafas lega :D
Kalau tak percaya, coba saja cek semua KTM si BaA. Pasti ada satu foto yang lain daripada yang lain dari semua KTM yang ia miliki... :P
***
Sejak kejadian itulah aku mulai mengamati sosok BaA. Aku mulai suka membongkar isi blog pribadinya. Bukan karena aku psikopat atau paparazzi (hehe), tapi karena tulisan-tulisannya memang bagus dan sering membuatku penasaran. Maklumlah, sebagai pecinta diksi, aku haus membaca tulisan-tulisan apa saja yang ‘indah’ di mataku.
Apalagi ada satu tulisan atau tepatnya puisi, yang katanya memang didedikasikan untukku sebagai ucapan terimakasihnya untuk pertolonganku waktu itu. Aku lupa apa judulnya dan apa isinya, namun yang paling kuingat adalah perasaan bahagia yang kurasakan saat membacanya. Puisi yang tulus.
Tulisan-tulisannya yang lain juga menarik, menggambarkan pribadi yang cerdas dan rendah hati. Pilihan kata yang digunakan dalam tiap tulisannya benar-benar rapi, lugas, kreatif, santun dan tentu saja...indah.
Dalam dunia organisasi pun ia merupakan sosok yang mumpuni. Tak sedikit event yang berhasil dibesut dengan baik, mulai dari level jurusan, fakultas, hingga nasional pernah 'terjamah' oleh si BaA.
Hal ini membuatku mulai memandangnya dari sudut pandang baru. Aku yakin ia pribadi yang BERBEDA daripada teman-teman sebayanya.
Daaaaannnnn.....tentu saja.....
Waktu yang (telah) membuktikannya... ^^
Juli 2010 ia mengutarakan niatnya padaku untuk menjadi sekjend himpunan mahasiswa jurusanku di skala nasional. Waktu itu kuberikan senyumku padanya, kemudian kukatakan: "Aku mungkin tak mengenalmu secara mendalam, tapi menurutku ini bukan posisi yang tepat di saat yang tepat untukmu."
Setengah jam mungkin kami habiskan untuk membahas hal tersebut. Singkat memang, tapi kami berhasil menyatukan persepsi dan meraih kesepakatan bahwa ini memang bukan masanya. Aku lebih setuju jika ia mengepakkan sayap di Kampus Hijau terlebih dahulu, karena saat ini kampus ini benar-benar membutuhkannya.
Dan kini, Maret 2011, ia memenuhi janjinya.
Mengajukan diri untuk menjadi wakil mahasiswa di Kampus Hijau selama satu periode ke depan.
Melangkah dengan sepenuh hati, bertarung melawan segala argumentasi yang mematahkan.
***
Aku beruntung berkesempatan menjadi salah satu saksi mata atas proses 'reinkarnasi' si BaA yang pendiam menjadi si BaA yang 'tak bisa tinggal diam'.
Dulu ia pernah berkata bahwa ia begitu mengagumiku. Hmm...padahal sebenarnya aku lah pengagum setiamu.....
Buyung al Amin (Siregar).
###
Tulisan ini juga ada disini
Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO
3 comments:
beruntung sekali temanmu itu punya teman seperti kamu..
-A. Taruna
ceilaaaah.. mayo ni yeee.. ihiiii. malu bacanya ni saya hahaa, lho-mantis!!!
@Taruna
Yakin dia beruntung? Kenapa? :)
@Tiko
Maluuu kenapaaa Tikooo.
Ini mah biase2 aje kalee tulisannya.
Udh pernah ku publish di note FB jg kok, dia jg udh baca. Hahaha :P
Posting Komentar